Thursday, December 30, 2010

Dear ui,

Dear ui,



Pas aku ngerapihin barang-barang ke koper kamu lima hari lalu, tiba-tiba kamu berhenti terus ngomong, “Buka lemariku deh, kamu pilih baju mana yang kamu suka. Koperku ga akan muat kalau bajuku dibawa semua”. Saat itu juga, aku benar-benar yakin bahwa kamu emang akan pergi, jauh, ningalin Indonesia, teman, keluarga, dan aku, orang yang kamu kenal sejak Juni 2007.



“Kamu mau yang ini?”, “Mau”. Aku ambil sweater oranye dari tangan kamu. Gak ada yang yang spesial dari baju hangat polos itu. Tapi aku inget banget, baju itu kamu pakai pas pertama kita kenalan, saat statusku masih anak magang di Astra International. Di situ pertama kali kita ketemu hingga akhirnya jadi teman dekat.



Nama bekennya Rully Anggia. Biasa dipanggil Ui.

Nama panjangnya Irene Rully Ayu Anggia, mungkin banyak yang tidak tahu.

Dan pertanggal 3 Juli 2010, namanya sah bertambah menjadi Rully Anggia Sianipar.



“Seandainya Colombus punya peta sehingga tidak nyasar dan menemukan benua Amerika, mungkin kamu gak harus terpisah sejauh ini.” Mungkin orang hanya mengiyakan pepatah, “Belajarlah hingga ke negeri Cina”. Dan Alin Sianipar tidak pernah sampai di Orange Country, Los Angeles.



Tiga itu masih buncit. Tiga tahun itu masih sebentar kok. Tapi aku gak ngebahas ukuran dari segi kuantitas, tapi dari kualitas, frekuensi, dan durasi. Mungkin dikarenakan jarak rumah kita yang hanya 10 menit. Intensitasnya jadi sangat tinggi. Kamu itu terlalu kocak dan bertingkah seperti bocah untuk berumur 29 tahun, padahal umurku masih 23 tahun. Tapi aku senang sekali, luar biasa senang, bermain dengan bocah seperti kamu.



Lama-kelamaan, orang-orang yang berada di sekitar aku juga pada tua-tua umurnya haha. Cara berpikirku semakin tua dan kelakuan kamu semakin muda. Damn damn damn. Tapiiii, makin lama temanku makin banyak. Hal ini juga jadi alasan kenapa aku betah sebetah-betahnya main sama kamu. Kamu yang kenalin aku pada banyak hal baru; temen baru, jalan-jalan tikus baru, cerita baru, pengalaman baru. Aku makasi banyak ya..



Libra. Kamu total plin plan. Tapi ramah amaaaat, makanya banyak temen, banyak yang sayang, banyak yang care. Perhatian. Terus nih, hal yang paling aku kagumi dari kamu. Gimana kamu nyayangi keluarga kamu. Gimana kamu sangat bertanggung jawab dengan papa mama dan de ruud. Gimana kamu selalu ngutamain keluarga kamu. Kamu bener-bener orang yang sangat tidak pelit dengan keluarga. Harusnya aku bilang ke banyak orang, “Belajar tuh dari Ui”. Keluarga kamu pasti bakalan kangen kamu ya.



Dilbert. Otakmu juga kurang dari satu ons, aku sampe cape nanggepinnya. Apalagi kalau kamu minta main tebak-tebakan pelajaran, dari 10 cuma 1 pertanyaan yang bener. Tapi kalau urusan debat, kamu pasti juara. Seumur-umur belum pernah aku menang debat dari kamu. Semua disanggah alasan tepat dan ngotot. Biasanya kalau rese kamu kumat, lebih baik aku diem. Toh kamu gak akan bisa marah lama-lama. Badan kamu mungil, tapi urusan berantem, nyali nomor satu. Dari pengendara motor kampungan, preman pinggir jalan, sampai kenek metromini juga dilawan. Aku selalu inget gimana kamu berantem dijalan kayu putih pas ujan-ujan sama tukang ojek, kamu teriakin orang buat mindahin motornya karena ngalingin jalan, kamu yang ngotot gak mau dibayar kembalian pake permen sama mbak2 alfamart, “Kalau mbak balikin pakai permen, saya juga bakal bayar pakai permen ya!”.. Kalau udah mulai darah tinggi gini, aku biasanya mundur selangkah, mundur, mundur, pura-pura jadi patung.



Aku nangis banget tadi pas sampe rumah. Sedih tau ke depannya ga akan ada kamu, padahal biasanya mau sarapan aja bareng. Ini bukan patah hati macam orang yang diputusin pacar gitu lho. Rasa gak enaknya nih semacam kayak aku punya tangan kanan, terus tangannya putus, dan itu nyebabin jalannya oleng karena kehilangan keseimbangan. Itu yang aku rasa.



Hidup kamu masuk ke dalam 55kg koper yang dibawa. Dan aku pun tau apa aja isinya. Hidup kamu yang baru, yang dimulai dari nol lagi. Ada euforia baru. Selamat ya buat kenaikan kelasnya. Pelajaran baru, temen-temen baru, bangku baru. Selanjutnya aku harap, keinginan kamu punya anak juga cepat terwujud ya. Jangan lupa pake nama dariku, “RuSia”. Tapi camkan, hehe, aku tetep ga tertarik dengan lobi2 kamu untuk jadi besanan. Hahaha, kasian anakku punya mertua kayak kamu.



Usahain liat sesuatu dari positifnya aja. Kamu gampang kepikiran, stress, asam lambung naik, sakit lagi. Kolesterol dan asam uratnya juga diturunin (kamu inget kan apa yang boleh dan gak boleh dimakan?). Tapi kalau sakit dikit jg jangan parnoan ya, kamu mah hobi konsumsi obat macem2, ga baik kan buat badan. Terus, kamu juga jangan minderan ya, aku gak pernah boong kok kalau muji kamu cantik, dan aku rasa orang-orang juga gitu. Kamu ga gendud, kamu udah kurusan kok. Makannya juga jangan sok ditahan-tahan ya, kamu si anak harus sarapan. Biasanya kalau telat makan, kamu suka pusing gak jelas gitu. Jaga kesehatan ya, kamu gampang sakit.



Mbak ui, mbak ui jeleeeekkk!! Ini aku nangis mulu ngetiknya. Tapi aku ga khawatir kok, kamu kan anak pintar, anak hebat, anak tangguh, anak berani, pasti bisa yaaa. Kalau kamu bilang ke aku “Selama ini kamu ga bisa apa-apa tanpa kamu”, itu gak bener. Semua apa yang kamu jalanin itu karena usaha kamu, justru aku yang banyak belajar dari kamu. Kan ada Alin, aku percaya banget dia bisa jagain kamu. Jangan berantem-berantem ya. Alin beruntung banget bisa dapet kamu. Tolong dijaga aset Solo, Kanjeng Ratu kelakuan Nyonya besar!.



Selingan : barusan kamu BBM aku cuma kasih tau “aku lg pup”. Pasti aku bakalan kangen bangeeeet. Bahkan di kantor pun, kalau kamu lagi buang air besar, kamu suka gak jelas bbm aku laporan lagi pup. Joroooook!! Ga sopan weeeek! Jelek!



"Amu, mamat, enyaaaak, masa tih, pipiiiii, enapaaa, jam rapaaa, bentaaan, enapaaaaa, tini dooon, beneeen," gonna miss those words. Selamat ya sayaaaang, selamat menempuh hidup baru yang sesungguhnya. 8971,54 miles atau 14437,91 km itu banyak mamat tiiih angkanya. Ga jauh kooookkk (jauh tiiiiiih, huaaaa T_T, ini gimana niiii, huhuhuhu). Seneng-seneng disana, jangan lupa buat sebut nama masing2 pas doa ya.



Selama ini kita selalu pasang badan satu sama lain. Jadi mata, tangan, bahkan bahu satu sama lain. Oya, banyak banget ya nanya "ntr lo gimana pas ui ga ada? Nangis dong lo?", yaelah.. Menurut loooo??!!



Diawal memutuskan keluar dari comfort zone emang ga ada enak-enaknya, tapi aku harap hal ini akan membawa kita ke kelas yang lebih tinggi dan menjadi juara di kelas masing-masing. Amin.. Kalau kita bareng-bareng mulu, mungkin kita ga akan bisa liat objek lain.



Makasi ya buat semua cerita yang udah pernah ditulis bareng. Makasi ya buat pertemanan yang sangat menyenangkan. Makasi ya buat perasaan kesel, air mata, teriakan yang ngebuat aku dan kamu saling ngehargain perasaan masing-masing. Makasi untuk contoh keberanian dan kesabaran yang kamu lakuin. Makasi udah anggep aku seberharga ini, padahal 3 tahun lalu aku cuma anak abg cupu. Makasi udah jd spoke person terbaik yang selalu lebay membangga-banggakan aku ke orang lain. Makasi udah dikenalin ke keluarga dan temen-temen kamu. Makasi untuk selalu support dan terima baik jeleknya aku, ga ada yang lebih menyenangkan dari ini semua. Sekarang kamu lagi kejar kebahagiaan kamu, aku pun insya allah :)



Aku sedih, sedih banget. Cepet balik ya.. Aku tungguin, pasti.



Love,

Pipi

Efek kekenyangan, jadi ngaco. Batal Nulis!

Sesuatu yang baik akan datang bagi mereka yang menunggu.

Kalimat itu yang pernah beberapa kali saya baca secara tidak sengaja.
Padahal tidak ada yang menyenangkan dari aktivitas menunggu. Tidak
ada. Terlebih jika ditambahkan status tidak pasti.


Di dalam doa saya, saya selalu meminta supaya saya dijadikan manusia yang selalu bersyukur sekaligus bersabar akan setiap nikmat dan keindahan yang telah, sedang, ataupun akan saya dapat.

Melihat ke atas akan membuat saya selalu berharap dan rendah diri. Melihat ke bawah akan membuat saya mawas diri supaya tidak terpuruk. Melihat ke samping akan membuat saya diam dan berpikir "apa lagi". Tapi saya sadar bahwa saya manusia yang selalu ingin mendapat lebih dan lebih. Lagian, dari lubuk hati yang paling dalam, sebagai manusia dan yang paling penting sebagai
perempuan, saya tetap teguh pada prinsip "tumbuh tuh ke atas, bukan ke samping." ("-"!)

Monday, July 19, 2010

tolong, stop bertingkah

Dear adisty,
Kursor laptop ga mau gerak, dan aku kepengen banget komentar tentang isu yang satu ini.

"Tolong jangan berlaku seenaknya."
Walau saya sering hilaf melakukannya, bahkan kamu pun pernah menjadi salah seorang korban. (Gapapa kalau mau suntrungin anak brengsek ini, dari abg aja udah berulah :p).

Suatu saat saya menyesal karena telah berlaku sangat buruk, menyia-nyiakan tahun yang terlewati tanpa orang yang sebenarnya bisa menghargai saya. Saya "kepinggirkan" mereka dengan atau tidak sengaja. Tanpa latar belakang yang jelas, namun sayangnya, saya dalam keadaan sadar.

Tanpa alasan, alasan seenaknya!

Kesalahan itu ditebus dengan menjalankan hal baik dan semakin baik pada teman, lingkungan, atau sesuatu yang baru. Entah karena euforia atas ke-baru-an atau antisipasi pengulangan kesalahan lama, atau bentuk konkret pengalih penyesalan?

"Tolong lihat saya sebagaimana saya melihat kamu".

Saya terus berharap bahwa saya akan menuai apa yang saya tanam. Bukan, bukan karena pamrih. Tapi mungkin lebih karena kepalang bertaruh. Bertaruh memilih lingkungan yang baru daripada lingkungannya kamu. Wajar apabila saya memiliki ekspektasi yang menyenangkan.

Saya membiarkan saya terus bertanya "Kenapa sih lo seenaknya aja?" disaat ada orang lain yang mungkin berkata "Gila lo parah bgt deh, seenaknya aja!" kepada saya. Atau saya setengah mati pengen diakui dan dihargai eksistensinya oleh seseorang disaat seorang lain yang terlupakan itu tidak pernah capai mendukung apa yang saya ceritakan.

"Saya mengeluh betapa saya tidak suka diperlakukan tidak baik kepada orang yang mungkin merasa saya perlakukan tidak baik."

Tolong stop berbicara dan dengarkan saya tanpa harus memotong. Dunia ini isinya bukan tentang kamu.

Tolong stop mengalihkan dan mulai memperhatikan ketika saya berbagi cerita. Masalah saya tidak seringan angin untuk diabaikan.

Tolong stop menganggap remeh apa yang saya suka dengan berargumen bahwa "yah, selera kan beda-beda". Kamu bukan nabi untuk memutuskan mana yang baik atau buruk. Atau kamu gak sekeren itu untuk mengatakan lo cupu dan lo maksimal banget.

Tolong stop berkata keras dan memaki. Tanpa harus dikatakan alasannya, tolong hargai diri kamu sendiri.

Tolong stop betindak tidak mengindahkan/peduli dengan hal-hal yang penting bagi saya walau terlihat sangat rumit. Karena disaat inilah saya butuh kamu untuk berbicara, inilah waktumu.

Tolong stop datang dan berkunjung sekehendaknya, karena saya bernyawa, bukan benda. Saya pun penghuni, bukan rumah untuk ditinggali lalu pergi kemudian kembali lantas pergi lagi.

Tolong stop merasa tahu yang terbaik buat saya. Kamu bukan Firaun, dan saya bukan penyembah berhala.



Dear Disty,
Salah semakin menjadi hal yang lumrah. Semakin tua, kita jarang menggunakan tip-X saat menulis dengan pulpen. Kesalahan itu kita coret dan selanjutnya diabaikan.

Kenyamanan menulis itu penting, tanpa takut salah atau dianggap salah. Kenyamanan menulis cerita dalam kehidupan, pekerjaan, pertemanan, keseharian, atau bahkan percintaan.

Kenyamanan tanpa meminta "tolong", melarang "tolong jangan", perintah "stop", mendikte, mengacuhkan. Kenyamanan saat kita bersama seseorang dalam keadaan diam. Kenyamanan saat kita jalan ditempat asing tanpa rasa takut. Kenyamanan saat ada manusia lain yang melihat saya seadanya. Karena kita nyaman, kita berteman!


"Tolong stop memusuhi saya, karena satu-satunya yang diingat adalah perkenalan kita."

Monday, July 12, 2010

"pertanyaan", hanya saja saya tidak yakin.

dear adisty,

Saya kurang bisa berpikir jernih karena ada kevakuman yang menjadikan saya jatuh melankolis namun tetap terlihat apa-adanya. Tidak memaksakan, tapi ini jelas ambigu. Kaya akan tawa namun miskin akan kenyamanan.

Timbul kerancuan.

Pertanyaan-pertanyaan dan harapan itu akan selalu ada, namun tidak ada satu hal pun yg membuat saya tidak bersyukur atas apa yg telah saya dapat. Jika belum lengkap, saya tahu bahwa segalanya pantas untuk ditunggu.

Lantas saya tidak berpendapat, atau bahkan bergerak. Saya kira diam itu emas. Ternyata kediaman hanya menambah jarak atau memperjauh apa, siapa, dan dimana saya ingin berada. Semoga saja tidak terlambat, menyesal, hingga akan berakhir dan meninggalkan satu kalimat tanya yang diawali dengan kata mengapa.

Ketidaktahuan dalam memulai.

Egois, saya hanya mengikuti kata hati, dan secara lantang menyatakan saya tidak butuh kompas untuk tahu dan peduli pada apa yang saya butuhkan. Yang saya inginkan adalah yang terbaik. Oh, betapa sombongnya saya. Keras kepala dan tidak ingin memahami, "apa yang kamu mau?". Saya lupa saya bukan nabi.

Kosong, kosong, dan kosong.
Pelik.

Diantara diam dan memulai.
Diantara menunggu dan maju.
Diantara keinginan dan kebutuhan.

Karena kita hidup, dan selamanya akan terus memilih.

march 2008.

Our story is awfully amazing,
We have each other from our first hello,
We’ve been happy, sad, laugh and yell each other,, 99% we solved it well.

With only 7 months period, feels like we’ve known each other for so many years.

I know Sometimes, I have many different moods, hurt your feeling, make you cry, and be as fragile as I can be… but, with all my weaknesses above,
you can make everything looks worth fighting!
you can make me share my feeling and thoughts with you, laugh and cry with you..

And the most importantly
You can guide me through all the obstacles.

Thank you…
Thank you for being such an amazing person for me, a good example, and a great motivator.

Thank you…
Thank you for the hours of bus trip you took to go see me, the thousands of pages of books you hate that you read all night, so that you could finish all your work and come to see me every weekend.

Thank you Love,

If eventually, separated will be the best solution (solution of being realistic of course), but you will always have my mind and my heart.

This is a promise I make, for loving me this much,, for teaching me this much, and for caring me this much.

What we have is a never ending Love story.

Monday, June 7, 2010

kamu

Ketika pada akhirnya saya melihat saya melalui bola hitam dalam kedua mata itu, saya telah menerima mukjizat hebat berupa perasaan terindah.

Jika pun saya seorang orator dunia yang bisa mengatakan "Lihat dia, lihat bagaimana saya melihatnya!!", saya akan lebih memilih untuk menyuarakan lantunan doa kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang menciptakan perasaan Maha Romantis ini.

Apabila saya diminta untuk menceritakan seperti apa kamu dan karakternya dalam satu kata yang mengagumkan, saya pun kesal dan putus asa. Saya tidak bisa, tidak mampu. Saya depresi untuk dibungkam. Karena pada kenyataannya, saya mampu menjabarkan kamu dalam rentetan kata yang tak terhingga, dengan raut wajah antusias luar biasa.

Saya tidak peduli berapa jumlah penduduk dunia yang berhasil disensus. Perhitungan menjadi tidak masuk akal karena ketika berdua, maka kita akan menjadi satu. Rumus paling sederhana adalah aku dijumlah dengan kamu sama dengan kita.

Saya tidak peduli berapa luasnya dunia, seberapa jauh kita terpisah oleh daratan dan lautan, karena saya yakin bahwa kita tetap melihat langit yang sama.

Saya ikhlas menerima kamu. Saya ikhlas menunggu selama ini dan entah sampai kapan, hingga saatnya keikhlasan ini menghadirkan kamu.

Sunday, April 11, 2010

the game

Setiap orang pernah gagal. Tapi bagaimanapun juga, saya yang punya kendali penuh untuk tetap gagal atau berbalik melesat menuju keberhasilan. Hidup adalah permainan, sebuah kompetisi.

Ibaratnya sebuah permainan bola basket.

"5 posisi dalam satu tim, mainkan semuanya dengan satu pemain, saya si multitalenta. Multitalenta dalam fungsi sebagai playmaker, foward, shooter, maupun center. Kelincahan dalam memandu permainan, pemberi umpan, penembak, dan si pe-rebound..

Saya mengendalikan bola. Jangan teriak stop supaya saya berhenti berlari kesana-kemari mengatur irama permainan. Jangan teriak minta dioper, karena dari posisi ini, sudut pandang saya lebih luas untuk mencari celah kepada siapa harus mengoper walaupun dijaga ketat secara men to men. Passing! Saya seorang playmaker.

Catch the ball! Hooop. Saya yang tadinya berada di depan, kini secepat kilat berganti peran yang berada di sisi kanan atau kiri, sebagai seorang foward. Menerobos defense dari benteng pertahanan yang harus dihadapi.. Berpikir cepat untuk menjalankan taktik selanjutnya. Melirik ke kanan dan ke kiri. Ayo putuskan! Apakah saya harus mengoper kesempatan ini, mencoba men-drive ke arah lebih dekat, atau tetap bermain di luar zona 3points (zona yang masih cukup jauh dari ring) secara hati-hati?.

Hey, rupanya sekarang saya sudah menjadi shooter dan cutting ke arah dalam. Oper sekaligus tangkap! Tanpa berpikir panjang, sense menembak saya pun muncul. Panggilan jiwa tentang saat yang tepat untuk menembak. Jump and two point shoooooot!

Aaarrrrghh.. Saya gagal sebagai shooter. Bolanya masih mental, muntah di daerah bibir ring.. Gagal? Kesempatan itu kandas.

Hey tenang!! Saya juga berperan sebagai center, dan tugasnya adalah me-rebound. Lompat setinggi mungkin untuk menangkap kesempatan (bola) yang jatuh tadi dan kemudian mencoba menembak kembali. Ah, ternyata lompatan saya kurang tinggi dan rebound saya pun gagal.. Saya kalah.

Sekarang, bola itu lepas dari tangan. Semua usaha dari masing-masing posisi tidak membuahkan hasil. Saya capai dengan kegagalan. Dan saat bola itu tidak di pihak saya, saya merasa stres. Kemana wasit? Saya kecewa!!

Belum selesai. Belum saatnya berkecil hati, waktu saya masih cukup. Berhunbung saya menjelma sebagai seluruh posisi, saya tahu satu hal tentang apa yang harus segera saya lakukan : STEAL THE BALL, tanpa melakukan fault!

Gagal sekali, dua kali, tiga kali tidak akan membuat saya menyerah sebelum waktu pertandingan usai. Yang saya butuhkan hanyalah time out. Menenangkan pikiran, melepas letih, merencanakan kembali strategi yang tepat.

Baiklah, permainan saya mulai kembali!"

Gagal rebound itu ga enak, gagal rebound itu wajar, tapi yang berikutnya pasti berhasil! Teriakan pendukung dalam stadion ini, teriakan ini.. :)

bioskop termegah

Coba perhatikan dalam dunia yang berputar di sekitarmu. Seberapa kenalnya kamu dengan mereka? Hey! Mereka bisa jadi seorang saudara, kerabat, pacar, teman. Beberapa diantaranya menjadi luar biasa menarik sehingga kita penasaran dan terus menempatkan mereka untuk tetap ada di sekitar sini. Tidak peduli jelek baiknya. Ini bukan hanya tentang saya/anda, tapi tentang mengapa saya/anda tetap memperhatikan siapa saja yang ingin saya/anda perhatikan. Kerumitan hidupnya adalah jalan cerita yang ingin diketahui. Karena itulah saya dan mereka berbagi peran. Dimana dia yang satu bercerita dan yang lain menjadi seorang penonton, atau sebaliknya. Mengapa kalian begitu menarik di mata saya? Wahai teman-temanku, sesungguhnya hidup kalian penuh intrik dan drama!

"Kamu adalah bioskop termegah.
Dalam sebuah iklan, kau menawarkan beberapa judul yang menjual cerita tentang hidupmu. Di sana menampilkan sinopsi singkat yang membuat saya penasaran mengapa kamu begitu layak untuk ditonton. Dengan memperlihatkan suatu gambar untuk menjual sosok, sebuah 'cover' yang indah.

Aku datang. Ruang tamu kehidupanmu cukup nyaman, seperti ruang tunggu untuk menimbang dan memilih tayangan apa yang ingin aku saksikan. Ruang itu adalah loket. Tak peduli berapa biaya yang harus kukeluarkan. Sungguh aku ingin membayar setiap sen untuk melihat kisah dalam jadwal tayang sore-mu.

Baiklah, film apa yang kau putar? Dan mana yang paling menarik? Horor, untuk kehidupan yang membuatmu ketakutan. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu takut? Sungguh aku tidak ingin. Action, untuk kehidupan yang membuat letih jatuh dan berlari. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu mengeluarkan peluh? Sungguh aku kurang tertarik. Komedi, untuk kehidupan yang membuatmu patut ditertawakan. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu begitu terlihat konyol? Sungguh aku ingin mencari bagian yang lain. Drama, untuk kehidupan yang membuatmu hidup. Mengapa aku harus berpikir ulang untuk segera membayar? Sungguh aku ingin, tertarik, dan 1 tiket untuk menyaksikan bagian ini. Ke-drama-an mu.

Selama dua jam ke depan aku akan memaksimalkan seluruh inderaku. Mata untuk keanggunanmu, telinga untuk kemerduanmu, kulit untuk bulu kuduk yang merinding terpana olehmu, lidah untuk tertegun, dan hidung untuk memastikan aku masih bernafas, masih hidup, semakin hidup saat menikmati cerita hidupmu.

1 tiket untuk 1 kursi kecil dalam posisi tegak. Sedangkan kau!!!! Kau begitu besar dalam layar beratus-ratus inchi! Kau paksa aku supaya fokus. Jika aku bosan, kamu sediakan kudapan yang bisa aku beli di dapur yang terletak dekat ruang tamu. Dapur yang menjual pop corn, nachos, sandwich, soda, ataupun cokelat hangat. Sebuah antisipasi yang terencana.

Sial!! bahkan kau belum memulai ceritamu, tapi kau sudah sajikan cuplikan-cuplikan menarik dalam trailer yang menggelitik rasa ingin tahu yang diwakili oleh kalimat, "next time, film ini harus gue tonton deh!".

Drama. Drama. Drama. 2 jam penuh drama. Drama. Drama. Drama. Aku melihat sekelilingku. Ada yang menangis. Ada yang yang tertidur. Ada yang tak berhenti mengunyah pop corn. Ada yang mengutak-atik handphone. Ada yang berciuman. Ada yang mengejekmu. Ada yang tetap fokus. Dan aku yang mencoba untuk mengerti jalan cerita, mencoba menikmati, kadang tertawa, sering terpana, sesekali-kali menggelengkan kepala. Tapi kau tidak peduli didalam layar lebar mu, kau tetap : Drama. Drama. Drama.

Selesai, dan lampu exit menyala. Penonton tidak diperkenankan berkomentar. Keluar dari pintu yang sama namun dengan pemikiran dan tanggapan berbeda. Tidak ada kotak kritik dan saran. Kita hanya bayar untuk menonton film, bukan untuk berkomentar, Bung!

Lampu dinyalakan kembali. Kehidupan penuh drama, dalam bioskop termegah."

Ps : bagaimanapun jg, aku tetap menanti aksi tegang kalian, jeritan horor kalian, dan jatuh cinta pada kelucuan kalian. Kalian yang sangat : Drama.

Wednesday, April 7, 2010

ugly truth & beautiful lie

"Bu, saya tidak suka dengan teman baru di sekolah"
"Kenapa, Nak?"
"Anaknya rese!"
"Resenya itu bagaimana?"
"Ya gitu!"
"Gitunya itu gimana, Sayang?"
"Dia rebut temen-temenku. Sekarang mereka lebih suka sama dia!!"

"Gimana responsnya Sera?"
"Dia suka kok!"
"Suka? Kok? Udah?"
"Iya, katanya Gani itu nice dan lucu"
"Nice? Lucu? Terus"
"Pokoknya strategi kita berhasil kayaknya, mudah-mudahan bisa lanjut ya!!"
"Iya deh :)"
"Tapi, Sera bilang kalo lo ganteng."
"Hah?"
"Cieee..."

"Aku kecewa banget ya sama kamu!"
"Maaf.."
"Kenapa sih kamu harus bohong mulu? Kenapa sih ga kasih tau yang sebenarnya aja?"
"Maaf, tapi aku ga maksud bohong"
"Munafik!"
"Aku cuma takut sama kamu."

"Lo berhak buat nentuin kebahagiaan lo!"
"Iya, tau.."
"Terus kenapa masih pengen nyusahin diri demi orang lain?"
"Karena gue lebih bahagia kalau dia lebih bahagia"
"Sakit jiwa!"
"Percuma, lo ga akan ngerti"

"Udah deh, ngaku aja sama aku"
"Apa yang mesti diakuin?"
"Kamu suka kan sama dia?"
"Suka sebagai teman, gak lebih"
"Kenapa sih gak jujur aja sama aku? Aku ngerasa ga dianggep sahabat sama kamu, krn km ga jujur, dan temen itu ga pernah bohong!"
"Buat apa aku bohong tentang hal yang jawabannya emang enggak??"

"Apa sih yang salah dari dia?"
"Dia cuma jelek. Itu aja."

"Kita ke Bandung, yuk?"
"Nanti ya dikabarin pastinya."
"Basi lo, gue tau lo kaya gimana. Bilang aja enggak dari awal!"

"Jadi beliin buat aku gak?"
"Enggak"
"Gimana sih? Aku kan mau!"
"Lho, kan kemaren pas aku tawarin, kamu bilang gausah!"
"Inisiatif kek!"

"Kenapa ya dia ga angkat telf gue?"
"Males kali"
"Atau mungkin sibuk?"
"Mungkin"
"Tapi kok dia jadi ga pernah ada kabarnya lagi ya?"
"Menurut lo?"
"Apa jangan-jangan dia sakit?"
"Udah deh, dia cuma ga tertarik sama lo!"

"Gue benci kerjaan gue"
"Kenapa?"
"Karena gue ga suka bos gue"

"Lain kali gausah bohong!"
"Lain kali gausa marah kalau aku jujur"

"Maaf ya aku ga bs pacaran sama kamu"
"Kenapa?"
"Karena kita sahabatan"
"Terus?"
"Kita lebih cocok jd temen."
"Kata siapa?"

"Aku sll dptin apa yg aku mau"
"Aku juga"
"Jadi aku kecewa bgt krn gagal dlm tes ini"
"Aku lolos"

"Lo gausa repot2 jd mencoba memahami gue"
"Tapi itu cara gue berteman"
"Yauda kalau gitu kita stop temenan"

"Selamat ulang tahun"
"Iya makasi"
"Kamu dimana?"
"Dirumah, aku ngantuk bgt. Jd pgn tdr aja"
Klik. "Tante, titip kado aja kalau gitu"

"Happy birthday to me"
"Haha aneh km, km yg ulang tahun kok kamu yang bawa kue kesini?"
"Karena aku pgn diucapin selamat yang langsung dari kamu."

"Please jangan tag fotonya ya"
"Karena pacarku ga suka aku temenan sama kamu"

"Kenapa sih km cuma bisa marahnya ke aku doang"
"Karena aku sayang sama km"
"Kamu ga sayang papa mama kamu?"

"Kamu tuh kenapa? Rumit bgt tau gak!"
"Terus yang simple tuh kayak gimana?"
"Gausa terlalu ikut campur dlm menilai mana yg baik atau yg buruk"
"Oh aku kira itu gunanya teman"

"Pola pikir kita tuh beda bgt ya"
"Iya"
"Jadi kita lebih milih diem buat ngehindarin konflik?"

"Aku bingung gimana caranya ngerjain ini"
"Aku sebel bgt sama temenku"
"Iya, dr td ga nemu-nemu caranya"
"Tapi emang uda males sih temenan sama dia"
"Oke.. Oke.. Lagi-lagi balik ke kamu ya topik pembicaraannya"

"Suka ga oleh-olehnya"
"Suka lha"
"Beneran?"
"Iya namanya juga oleh-oleh sih"

"Aku gendud"
"Kamu cantik kok"
"Aaa kamu boong!"
"Kan aku bilangnya kamu cantik"

"Kamu sayang sama aku?"
"Sayang"
"Kenapa?"
"Karena kamu sayang sama aku"

terkadang, seringnya, baik itu kurang cukup.

Empat huruf bermakna biasa. Efeknya juga segitu dramatis. Sebatas baik, saja.

Memang tidak berarti kurang. Tapi jelas tidak cukup (untuk manusia haus aktualisasi). Baik mungkin sekasta dengan "ok" dan ga ada orang yang merasa dihargai sebegitunya lewat 2 huruf O & K.

"Gimana penampilan gue?", "Ok kok", "Ok?" "Iya, kan ok itu bagus", "Oh, stidaknya Ok".. Ga kurang kok, tapi 'kok' kurang menyenangkan yah kedengarannya.

"Gimana tuh cowok?", "Dia baik kok", "Terus" "Ya.. Dia baik". Lumayanlah, tapi bukan sesuatu yang dibanggakan.

"Besok jalan yuk", "ok" *sebenarnya gue lebih berharap kalo respons-nya, 'yuk!'*

Biasa aja. Biasa bgt. Terlalu sederhana. Kena tanggung. Kurang spesial. Mentok amat. Sulit diintropeksi. Tapi.. ok-lah. Tapi, baiklah..

Touch my heart oouuugh I'm on fire! Saya juga berkaca. Jelasin deh definisi baik yang sesungguhnya. Bukan sedangkal lawan kata yang menyatakan bahwa baik itu tidak jelek.

Jadi inget, Tuhan tidak pernah menciptakan manusia dengan kejelekan. Berarti manusia baik semua. Dan menjadi baik adalah sesuatu yang umum. Mungkin saya termasuk kaum haus pengakuan, dan kamu juga! Kita barengan berlomba buat menjadi lebih dari yang lain dengan pergi ke bimbingan les, dokter kulit, studio musik, mall, toko perhiasan, rumah ibadah, lebih lama di kantor, tempat happening, dll. Dipermainkan kaum kapitalis yang selalu muncul setiap kita berkaca, kontemplasi, melihat orang lain, atau lewat mimpi. Digandrungi budaya pop, masa kini.

Baik sudah pasti kalah dengan luar biasa. Tapi terkadang baik juga bisa kalah dengan hal yang minus.
"Gue ga terlalu suka cowo/cewe yg terlalu baik", "Knp?" "Kurang dinamika aja"

Baik itu cuma sekadar penilaian dengan nomor urut pertama.
"Dia baik, tinggi, ganteng, pinter pula!"
Bukan, "Dia pinter, ganteng, baik pula!" *rasio 1 diantara 10 untuk yg menyebutkan baik sebagai nomor buntut dlm penilaian*

Selayaknya golongan bersyukur, saya bersyukur menjadi atau mendapatkan yang baik. Seraya menghindari persepsi takabur, di dalam sini saya akui bahwa saya ingin menjadi atau mendapatkan yang lebih dari sekadar baik. Saya tidak ingin dikenal sebagai "Oh, itu loh Vintya yang baik". Bahkan kedua orang tua saya pun juga berpikiran yg sama dengan cara mereka berkata seperti ini sejak saya kecil, "Sekolah nak yang pinter supaya jadi Dokter". Doktrin dari usia dini untuk menjadi lebih. Kenapa bukan, "Sekolah nak supaya jadi baik"..

Hahhahahaha, sumpah ya, baik tuh nature, bakat. Manusia itu bawaannya baik. Ga ada yang satupun ibu hamil mengusap perutnya seraya berdoa, "Tuhan semoga anak saya baik". Tuhan juga ga pernah kepikiran nyiptain manusia jahat. Mubazir buat menuh-menuhin neraka.

Mulai sekarang, tiap ada yang menilai saya itu baik, saya bersyukur skaligus sedih. Disinyalir masuk surga, tapi ga ada perubahan signifikan semenjak dilahirkan.

"Hey, kamu baik.." "Terus?" "Senang berkenalan dengan anda!"